Artikel dan
informasi seputar dunia kesehatan :: Tips dan panduan menjaga dan
memelihara kesehatan :: Nutrisi dan supplemen kesehatan.
Kamis, 16 Juli
2009
PENYAKIT
LUPUS (Lupus
Erythematosus).
Penyakit
Lupus
(Lupus
Erythematosus
)
secara sederhana digambarkan bila tubuh menjadi
alergi
pada dirinya sendiri. Penyakit Lupus
diduga berkaitan dengan sistem imunologi yang berlebih. Pada
penderita penyakit lupus, tubuh yang memiliki system kekebalan untuk
menyerang penyakit dan menjaga tetap sehat justru
menyerang
organ tubuh yang sehat.
Lupus
dalam bahasa Latin berarti "anjing hutan/serigala". Istilah
ini mulai dikenal sekitar satu abad lalu.
Hal ini disebabkan penderita penyakit ini pada umumnya memiliki
butterfly
rash atau
ruam merah berbentuk kupu-kupu di pipi yang serupa di pipi serigala,
tetapi berwarna putih.
Penyakit
Lupus
dalam ilmu kedokteran disebut dengan Systemic
Lupus Erythematosus (SLE),
yaitu ketika penyakit ini sudah menyerang seluruh tubuh atau sistem
internal manusia. Dalam ilmu imunologi atau kekebalan tubuh, penyakit
ini adalah kebalikan
dari kanker
atau HIV/AIDS.
Pada Penyakit Lupus, tubuh menjadi overacting terhadap rangsangan
dari sesuatu yang asing dan membuat terlalu banyak antibodi atau
semacam protein yang malah ditujukan untuk melawan jaringan tubuh
sendiri. Dengan demikian, Penyakit Lupus disebut sebagai autoimmune
disease
(penyakit dengan kekebalan tubuh berlebihan).
Pada
penderita penyakit
lupus,
antibodi yang berlebihan ini, bisa masuk ke seluruh jaringan dengan
dua cara yaitu :
Pertama,
antibodi aneh ini bisa langsung menyerang jaringan sel tubuh, seperti
pada sel-sel darah merah yang menyebabkan selnya akan hancur. Inilah
yang mengakibatkan penderitanya kekurangan sel darah merah atau
anemia.
Kedua,
antibodi bisa bergabung dengan antigen (zat perangsang pembentukan
antibodi), membentuk ikatan yang disebut kompleks imun, yaitu
gabungan antibodi dan antigen mengalir bersama darah, sampai
tersangkut di pembuluh darah kapiler akan menimbulkan
peradangan.
Dalam keadaan normal, kompleks ini akan dibatasi oleh sel-sel radang (fagosit). Tetapi, dalam keadaan abnormal, kompleks ini tidak dapat dibatasi dengan baik. Malah sel-sel radang tadi bertambah banyak sambil mengeluarkan enzim, yang menimbulkan peradangan di sekitar kompleks.
Dalam keadaan normal, kompleks ini akan dibatasi oleh sel-sel radang (fagosit). Tetapi, dalam keadaan abnormal, kompleks ini tidak dapat dibatasi dengan baik. Malah sel-sel radang tadi bertambah banyak sambil mengeluarkan enzim, yang menimbulkan peradangan di sekitar kompleks.
Hasilnya,
proses peradangan akan berkepanjangan dan akan merusak organ tubuh
dan mengganggu fungsinya. Selanjutnya, hal ini akan terlihat sebagai
gejala penyakit. Kalau hal ini terjadi, maka dalam jangka panjang
fungsi organ tubuh akan terganggu.
Penyebab
dan gejala penyakit lupus
Penyakit
Lupus
tergolong misterius. Para dokter kadang bingung mendiagnosis penyakit
ini. Awalnya, penderita penyakit lupus dikira mempunyai kelainan
kulit, berupa kemerahan di sekitar hidung dan pipi. Bercak-bercak
merah di bagian wajah dan lengan, panas dan rasa lelah berkepanjangan
, rambutnya rontok, persendian kerap bengkak dan timbul sariawan.
Penyakit ini tidak hanya menyerang kulit, tetapi juga dapat menyerang
hampir seluruh organ yang ada di dalam tubuh.
Jumlah
penderita Penyakit
Lupus
ini tidak terlalu banyak. Menurut data pustaka, di
Amerika
Serikat ditemukan 14,6 sampai 50,8 per 100.000. Di Indonesia bisa
dijumpai mencapai sekitar 50.000 penderita. Di
RS Ciptomangunkusumo Jakarta, dari 71 kasus yang ditangani sejak awal
1991 sampai akhir 1996 , 1 dari 23 penderitanya adalah laki-laki.
Penyakit Lupus
masih sangat awam bagi masyarakat.
Peneliti
menemukan bahwa penyakit
lupus
justru banyak diderita oleh wanita usia produktif sampai usia 50
tahun. Namun begitu, ada juga pria yang mengalaminya. Ahli menduga
penyakit lupus ini berhubungan dengan hormon estrogen.
Karena
penyakit Lupus menyerang wanita subur, kerap menimbulkan berbagai
aspek kesehatan.
Misalnya hubungan dengan kehamilan yang menyebabkan abortus, gangguan
perkembangan janin atau pun bayi meninggal saat lahir. Namun,
hal ini bisa saja terjadi sebaliknya. Artinya, justru kehamilan bisa
memperburuk gejala penyakit
Lupus.
Sering dijumpai gejala penyakit Lupus muncul sewaktu hamil atau
setelah melahirkan.
Melihat
banyaknya gejala penyakit ini, maka wanita yang sudah terserang dua
atau lebih gejala saja, harus dicurigai mengidap Penyakit
Lupus.
Untuk sembuh total dari penyakit lupus, tampaknya sulit. Dokter lebih
berfokus pada pengobatan yang sifatnya sementara. Lebih difokuskan
untuk mencegah meluasnya penyakit dan tidak menyerang organ vital
tubuh.
Jenis Penyakit Lupus
Penyakit
Lupus
memiliki tiga macam bentuk, yang pertama yaitu Cutaneus
Lupus,
seringkali disebut discoid
yang
mempengaruhi kulit. Kedua, Systemic
Lupus Erythematosus
(SLE) yang
menyerang organ tubuh seperti kulit, persendian,
paru-paru, darah, pembuluh darah, jantung,
ginjal,
hati, otak, dan syaraf. Ketiga, Drug
Induced Lupus(DIL),
timbul karena menggunakan obat-obatan tertentu. Setelah pemakaian
dihentikan, umumnya gejala akan hilang.
Biasanya orang hidup dengan
penyakit lupus (odapus)
akan menghindari hal-hal yang dapat membuat penyakitnya kambuh dengan
- Menghindari stress
- Menjaga agar tidak langsung terkena sinar matahari
- mengurangi beban kerja yang berlebihan
- menghindari pemakaian obat tertentu.
Odapus
(orang dengan lupus) dapat memeriksakaan diri pada dokter2 pemerhati
penyakit ini, dokter spesialis penyakit dalam konsultasi hematologi,
rheumatology, ginjal,
hipertensi,
alergi imunologi, jika penyakit
lupus
dapat tertanggulangi, berobat dengan teratur, minum obat teratur yang
di berikan oleh dokter (yang biasanya diminum seumur hidup), odipus
akan dapat hidup layaknya orang normal.
Sumber: dari berbagai sumber