Cermin Kerukunan, Gereja dan Masjid di
Jakut Ini Hanya Dipisahkan Tembok
Prins David Saut - detikNews
Prins David/detikcom
Jakarta Kerukunan antar umat beragama
di Indonesia memang menjadi perhatian serius dewasa ini. Walau
begitu, masih ada semangat kebhinnekaan dan tenggang rasa yang tinggi
di tengah perhatian dunia internasional atas kerukunan di Indonesia.
Sebut saja gereja Masehi Injil Sangihe
Talaud Mahanaim dan Masjid Al-Muqarrabien, yang terletak di Jalan
Enggano, Tanjung Priok, Jakarta Utara. Kedua tempat ibadah ini hanya
dipisahkan oleh sebuah tembok.
Pantauan detikcom di lokasi tersebut,
Senin (30/7/2012), teriknya matahari dan debu ibu kota menjadi saksi
bisu kedua tempat ibadah tersebut berdiri dalam kerukunan selama 50
tahun lebih. Umat muslim menjalani khusyuk ibadah shalat mereka di
mesjid tersebut, dan gereja menjalani ibadah mereka dengan khidmat
pada akhir pekan.
Gereja dan masjid tersebut menyimpan
banyak sejarah tentang kerukunan. Saat ini pun pihak gereja turut
serta menyiapkan acara buka bersama dengan membagi-bagikan takjil.
"Acara bersama sih belum pernah,
tapi kita saling support. Tahun lalu, kita pernah bikin acara untuk
gereja, kita juga pernah bikin buka puasa bersama, bagi-bagi kolak ke
warga kurang mampu," kata Ketua Jemaat Gereja tersebut yang
bernama Pdt Barakatih, saat ditemui di gerejanya, Senin (30/7).
Pihak pengurus mesjid pun menyampaikan
hal yang serupa, kerukunan telah lama dijaga. Perbedaan waktu
pelaksanaan ibadah tidak pernah menjadi masalah untuk kedua pengurus
rumah ibadah tersebut.
"Kalau ada adzan, gereja tidak
pernah masalah. Begitu juga gereja kalau ada ibadah tidak pernah
masalah. Kita sudah lama menjaga kerukunan," kata salah satu
Jemaah mesjid Al-Muqarrabien yang mengaku bernama Baasyir saat
ditemui di mesjid yang sering ia datangi untuk menjalankan ibadahnya.
Gereja tersebut didirikan pada tahun
1957 oleh para pelaut dari timur Indonesia, dua tahun berselang
mesjid pun didirikan oleh para pelaut dari barat Indonesia. Gereja
dan mesjid tersebut juga menjadi saksi bisu sejarah Tragedi Priok
pada tahun 1984.
"Salah satu tokoh Islam pernah
melindungi gereja ini pada waktu tragedi Priok tahun 1984,"
terang pendeta yang akrab disapa Oma tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar