Minggu, 07 Oktober 2012

Cerminan Kerukunan,Gerja dan Masjid

Cermin Kerukunan, Gereja dan Masjid di Jakut Ini Hanya Dipisahkan Tembok
Prins David Saut - detikNews
Prins David/detikcom
Jakarta Kerukunan antar umat beragama di Indonesia memang menjadi perhatian serius dewasa ini. Walau begitu, masih ada semangat kebhinnekaan dan tenggang rasa yang tinggi di tengah perhatian dunia internasional atas kerukunan di Indonesia.

Sebut saja gereja Masehi Injil Sangihe Talaud Mahanaim dan Masjid Al-Muqarrabien, yang terletak di Jalan Enggano, Tanjung Priok, Jakarta Utara. Kedua tempat ibadah ini hanya dipisahkan oleh sebuah tembok.

Pantauan detikcom di lokasi tersebut, Senin (30/7/2012), teriknya matahari dan debu ibu kota menjadi saksi bisu kedua tempat ibadah tersebut berdiri dalam kerukunan selama 50 tahun lebih. Umat muslim menjalani khusyuk ibadah shalat mereka di mesjid tersebut, dan gereja menjalani ibadah mereka dengan khidmat pada akhir pekan.

Gereja dan masjid tersebut menyimpan banyak sejarah tentang kerukunan. Saat ini pun pihak gereja turut serta menyiapkan acara buka bersama dengan membagi-bagikan takjil.

"Acara bersama sih belum pernah, tapi kita saling support. Tahun lalu, kita pernah bikin acara untuk gereja, kita juga pernah bikin buka puasa bersama, bagi-bagi kolak ke warga kurang mampu," kata Ketua Jemaat Gereja tersebut yang bernama Pdt Barakatih, saat ditemui di gerejanya, Senin (30/7).

Pihak pengurus mesjid pun menyampaikan hal yang serupa, kerukunan telah lama dijaga. Perbedaan waktu pelaksanaan ibadah tidak pernah menjadi masalah untuk kedua pengurus rumah ibadah tersebut.

"Kalau ada adzan, gereja tidak pernah masalah. Begitu juga gereja kalau ada ibadah tidak pernah masalah. Kita sudah lama menjaga kerukunan," kata salah satu Jemaah mesjid Al-Muqarrabien yang mengaku bernama Baasyir saat ditemui di mesjid yang sering ia datangi untuk menjalankan ibadahnya.

Gereja tersebut didirikan pada tahun 1957 oleh para pelaut dari timur Indonesia, dua tahun berselang mesjid pun didirikan oleh para pelaut dari barat Indonesia. Gereja dan mesjid tersebut juga menjadi saksi bisu sejarah Tragedi Priok pada tahun 1984.

"Salah satu tokoh Islam pernah melindungi gereja ini pada waktu tragedi Priok tahun 1984," terang pendeta yang akrab disapa Oma tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar