Asam sitrat
Sifat-sifat
|
|
<th
coplpain tt
Umum
|
|
Nama |
Asam sitrat |
Rumus
kimia |
CH2(COOH)•COH(COOH)•CH2(COOH)
|
Bobot
rumus |
192,13 u |
Nama lain |
asam
2-hidroksi-1,2,3-propanatrikarboksilat |
Sifat
perubahan fase
|
|
Titik
lebur |
426 K
(153 °C) |
Temperatur
penguraian termal |
448 K (175 °C) |
Sifat
asam-basa
|
|
pKa1 |
3,15 |
pKa2 |
4,77 |
pKa3 |
6,40 |
Sifat
padatan
|
|
ΔfH0 |
-1543,8 kJ/mol |
S0 |
252,1
J/(mol·K) |
Cp |
226,5
J/(mol·K) |
Densitas |
1,665 ×103
kg/m3 |
Keamanan
|
|
Efek akut |
Menimbulkan
iritasi kulit dan mata. |
Efek kronik |
Tidak ada. |
Informasi
lebih lanjut
|
|
Sifat-sifat |
NIST
WebBook |
MSDS |
Hazardous
Chemical Database |
Asam sitrat
merupakan asam
organik
lemah
yang ditemukan pada daun dan buah tumbuhan genus Citrus
(jeruk-jerukan). Senyawa ini merupakan bahan pengawet
yang baik dan alami, selain digunakan sebagai penambah rasa masam
pada makanan
dan minuman
ringan.
Dalam biokimia,
asam sitrat dikenal sebagai senyawa
antara
dalam siklus
asam sitrat
yang terjadi di dalam mitokondria,
yang penting dalam metabolisme
makhluk
hidup.
Zat ini juga dapat digunakan sebagai zat pembersih yang ramah
lingkungan
dan sebagai antioksidan.
Asam sitrat terdapat
pada berbagai jenis buah dan sayuran, namun ditemukan pada
konsentrasi tinggi, yang dapat mencapai 8% bobot kering, pada jeruk
lemon
dan limau (misalnya jeruk
nipis
dan jeruk
purut).
Rumus
kimia
asam sitrat adalah C6H8O7
(strukturnya ditunjukkan pada tabel informasi di sebelah kanan).
Struktur asam ini tercermin pada nama IUPAC-nya,
asam
2-hidroksi-1,2,3-propanatrikarboksilat.
Daftar
isi
|
Sifat fisika dan
kimia
Sifat-sifat fisis
asam sitrat dirangkum pada tabel di sebelah kanan. Keasaman
asam sitrat didapatkan dari tiga gugus
karboksil
COOH yang dapat melepas proton
dalam larutan. Jika hal ini terjadi, ion
yang dihasilkan adalah ion
sitrat.
Sitrat sangat baik digunakan dalam larutan
penyangga
untuk mengendalikan pH
larutan. Ion sitrat dapat bereaksi
dengan banyak ion logam membentuk garam
sitrat.
Selain itu, sitrat dapat mengikat ion-ion logam dengan pengkelatan,
sehingga digunakan sebagai pengawet
dan penghilang kesadahan
air
(lihat keterangan tentang kegunaan
di bawah).
Pada temperatur
kamar, asam sitrat berbentuk serbuk kristal
berwarna putih. Serbuk kristal tersebut dapat berupa bentuk anhydrous
(bebas air), atau bentuk monohidrat
yang mengandung satu molekul air untuk setiap molekul asam sitrat.
Bentuk anhydrous
asam sitrat mengkristal dalam air panas, sedangkan bentuk monohidrat
didapatkan dari kristalisasi asam sitrat dalam air dingin. Bentuk
monohidrat tersebut dapat diubah menjadi bentuk anhydrous
dengan pemanasan di atas 74 °C.
Secara kimia, asam
sitrat bersifat seperti asam
karboksilat
lainnya. Jika dipanaskan di atas 175 °C, asam sitrat terurai
dengan melepaskan karbon
dioksida
dan air.
Sejarah
Asam sitrat diyakini
ditemukan oleh alkimiawan
Arab-Yemen
(kelahiran Iran)
yang hidup pada abad
ke-8,
Jabir
Ibn Hayyan.
Pada zaman
pertengahan,
para ilmuwan Eropa membahas sifat asam sari buah lemon dan limau; hal
tersebut tercatat dalam ensiklopedia
Speculum
Majus
(Cermin
Agung)
dari abad
ke-13
yang dikumpulkan oleh Vincent
dari Beauvais.
Asam sitrat pertama kali diisolasi pada tahun 1784
oleh kimiawan
Swedia,
Carl
Wilhelm Scheele,
yang mengkristalkannya dari sari buah lemon. Pembuatan asam sitrat
skala industri dimulai pada tahun 1860, terutama mengandalkan
produksi jeruk dari Italia.
Pada tahun 1893,
C. Wehmer menemukan bahwa kapang
Penicillium
dapat membentuk asam sitrat dari gula.
Namun demikian, pembuatan asam sitrat dengan mikroba secara industri
tidaklah nyata sampai Perang
Dunia I
mengacaukan ekspor jeruk dari Italia. Pada tahun 1917,
kimiawan pangan Amerika,
James Currie menemukan bahwa galur tertentu kapang Aspergillus
niger
dapat menghasilkan asam sitrat secara efisien, dan perusahaan kimia
Pfizer
memulai produksi asam sitrat skala industri dengan cara tersebut dua
tahun kemudian.
Pembuatan
Dalam proses
produksi asam sitrat yang sampai saat ini lazim digunakan, biakan
kapang Aspergillus
niger
diberi sukrosa
agar membentuk asam sitrat. Setelah kapang disaring dari larutan yang
dihasilkan, asam sitrat diisolasi dengan cara mengendapkannya dengan
kalsium
hidroksida
membentuk garam
kalsium sitrat. Asam sitrat di-regenerasi-kan dari kalsium sitrat
dengan penambahan asam
sulfat.
Cara lain
pengisolasian asam sitrat dari hasil fermentasi adalah dengan
ekstraksi menggunakan larutan hidrokarbon
senyawa basa
organik
trilaurilamina
yang diikuti dengan re-ekstraksi dari larutan organik tersebut dengan
air.
Kegunaan
Penggunaan utama
asam sitrat saat ini adalah sebagai zat pemberi
cita rasa
dan pengawet
makanan dan minuman, terutama minuman
ringan.
Kode asam sitrat sebagai zat aditif makanan (E
number
) adalah E330. Garam
sitrat dengan berbagai jenis logam
digunakan untuk menyediakan logam tersebut (sebagai bentuk biologis)
dalam banyak suplemen
makanan.
Sifat sitrat sebagai larutan
penyangga
digunakan sebagai pengendali pH
dalam larutan pembersih dalam rumah tangga dan obat-obatan.
Kemampuan asam
sitrat untuk meng-kelat
logam menjadikannya berguna sebagai bahan sabun
dan deterjen.
Dengan meng-kelat
logam pada air
sadah,
asam sitrat memungkinkan sabun dan deterjen membentuk busa dan
berfungsi dengan baik tanpa penambahan zat penghilang kesadahan.
Demikian pula, asam sitrat digunakan untuk memulihkan bahan penukar
ion yang digunakan pada alat penghilang kesadahan dengan
menghilangkan ion-ion logam yang terakumulasi pada bahan penukar ion
tersebut sebagai kompleks sitrat.
Asam sitrat
digunakan di dalam industri bioteknologi
dan obat-obatan untuk melapisi (passivate)
pipa mesin dalam proses kemurnian tinggi sebagai ganti asam
nitrat,
karena asam nitrat dapat menjadi zat berbahaya setelah digunakan
untuk keperluan tersebut, sementara asam sitrat tidak.
Asam sitrat dapat
pula ditambahkan pada es
krim
untuk menjaga terpisahnya gelembung-gelembung lemak.
Dalam resep makanan,
asam sitrat dapat digunakan sebagai pengganti sari jeruk.
Keamanan
Asam sitrat
dikategorikan aman digunakan pada makanan oleh semua badan
pengawasan makanan
nasional dan internasional utama. Senyawa ini secara alami terdapat
pada semua jenis makhluk
hidup,
dan kelebihan asam sitrat dengan mudah dimetabolisme
dan dihilangkan dari tubuh.
Paparan terhadap
asam sitrat kering ataupun larutan asam sitrat pekat dapat
menyebabkan iritasi kulit dan mata. Pengenaan alat protektif (seperti
sarung tangan atau kaca mata pelindung) perlu dilakukan saat
menangani bahan-bahan tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar